Tak Cuma Caplok Bank, Akulaku Juga Caplok Emiten Kurir RI

PT Kontak Perkasa – Emiten pemilik jasa kurir GED yang sebagian sahamnya dimiliki fintech Akulaku PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (TNCA) berencana melakukan Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD I) atau rights issue.
Menurut keterbukaan informasi yang terbit pada Senin (16/11/2021), TNCA akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 800 juta saham dengan nilai nominal Rp100 per saham. Adapun harga pelaksanaan masih belum ditetapkan.

Untuk memuluskan rencana tersebut, TNCA akan meminta persetujuan kepada para pemegang saham perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada tanggal 23 Desember 2021.

Setelah itu, TNCA akan mengajukan pernyataan pendaftaran kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) segera setelah rencana rights issue tersebut disetujui oleh para pemegang saham Perseroan dalam RUPSLB.

Hal tersebut berpedoman pada ketentuan bahwa jangka waktu antara tanggal persetujuan RUPSLB sampai dengan tanggal efektifnya pernyataan pendaftaran atas PMHMETD I tidak lebih dari 12 bulan sesuai aturan yang berlaku.

Dana hasil rights issue ini akan digunakan TNCA untuk mengambil alih saham perusahaan asuransi, yaitu PT Asuransi Staco Mandiri (ASM) dengan nilai transaksi sebesar Rp100.982.700.000 (Rp 100,98 miliar).

Menurut keterbukaan informasi, Selasa (16/11), seiring dengan proses akuisisi tersebut, TNCA juga akan meningkatkan penyertaan modal perseroan dalam ASM sebesar Rp 126.807.932.376 (Rp 126,81 miliar).

Asal tahu saja berdasarkan laporan keuangan ASM per 30 September 2021, ASM dimiliki oleh Dana Pensiun Bank Mandiri Dua yang menguasai 63,68% saham perusahaan. ASM dulunya bernama PT Staco Jasapratama, sebelum akhirnya pada Juni 2011 berganti menggunakan nama saat ini setelah Dana Pensiun Bank Mandiri Dua menjadi pemegang saham mayoritas (63%).

Selain Mandiri, Yayasan Kesejahteraan Pensiunan BDN, PT Tugu Pratama Interindo, dan Dana Pensiun Pertamina juga menguasai ASM dengan kepemilikan masing-masing 13,58%, 5,28%, 3,73%. Di samping keempat pemegang saham tersebut, masih ada 6 pemegang saham ASM lain per kuartal III 2021.

Masuknya Pengendali Baru, Siap Tender Wajib

Dalam rights issue ini, PT Kolaborasi Usaha Indonesia (KUI) bertindak sebagai pembeli siaga yang akan mengambil sisa saham yang tidak diambil bagian oleh pemegang saham lainnya sebagaimana diatur dalam Conditional Standby Purchaser Agreement (Perjanjian Pembeli Siaga Bersyarat) yang akan ditandatangani kemudian.

Dengan bertindaknya KUI sebagai pembeli siaga dalam PMHMETD I, kepemilikan saham dari pemegang saham utama Perseroan lainnya setelah rights issue akan terdilusi.

Dengan demikian, setelah pelaksanaan PMHMETD I, KUI akan memiliki lembar saham yang mewakili lebih dari 50% dari modal ditempatkan dan disetor TNCA yang akan menyebabkan KUI menjadi pengendali baru dalam Perseroan.

“Sehubungan dengan hal tersebut, KUI berkomitmen untuk melakukan kewajiban penawaran tender wajib kepada para pemegang saham Perseroan sesuai dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka,” kata manajemen TNCA, Kamis (18/11).

Pemegang Saham Akulaku Finance Adalah Pemilik KUI
Dalam keterbukaan informasi TNCA dijelaskan, KUI adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha Aktivitas Konsultasi Manajemen Lainnya.

Saat ini, KUI memiliki kantor di 18 Office Park, Jalan TB Simatupang Kav. 18 Lantai 10 Unit A, Kel. Kebagusan, Kec. Pasar Minggu, Kota Adm. Jakarta Selatan, Prov. DKI Jakarta.

Adapun komposisi pemegang KUI adalah Streetcorner Ecommerce Limited sebagai pemilik 284.340 saham dengan nilai nominal sebesar Rp284.340.000.000 (Rp 284,34 miliar) atau 99,979% saham dalam KUI.

Menurut website Akulaku dan Akulaku Finance, Streetcorner Ecommerce Limited adalah salah satu pemegang saham PT Akulaku Finance Indonesia, bersama dengan PT Klik Digital Indonesia.

Sementara Akulaku Finance merupakan perusahaan yang bergerak di sektor multifinance dari ekosistem Grup Akulaku. Selain Akulaku Finance, Grup Akulaku sendiri terdiri dari PT Akulaku Silvrr Indonesia (yang berfokus di bisnis e-commerce) dan PT Pintar Inovasi Digital alias Asetku (berfokus di P2P Lending).

Kembali ke KUI, selain Streetcorner, satu pemegang saham lainnya adalah Ali Imron yang memiliki 60 saham dengan nilai nominal Rp 60 juta atau 0,021% saham. Namun sayangnya, tidak ditemukan informasi lebih lanjut di internet mengenai Ali Imron dan kaitannya baik dengan KUI, Streetcorner, maupun Akulaku.

Ditopang Alibaba, Akulaku Kuasai Mayoritas Saham TNCA

Sebenarnya, Akulaku sudah memiliki porsi saham TNCA sebelumnya. Sebelum itu, mari kita bahas kaitan antara Akulaku dan raksasa e-commerce China Alibaba besutan Jack Ma.

Asal tahu saja, Alibaba juga masuk ke platform finansial konsumen atau financial technology (fintech) Akulaku lewat Ant Group.

Menurut data Crunchbase, Akulaku telah meraup pendanaan US$ 218 juta dalam 8 putaran, setara Rp 3,12 triliun.

Terakhir, Akulaku mendapatkan US$ 100 juta atau setara Rp 1,43 triliun pada 10 Januari 2019 di mana pada putaran tersebut Ant Group ikut terlibat.

Saat ini, selain Ant Group dan IDG Capital, Akulaku disokong oleh Sequoia Capital India, dan 10 investor lainnya.

Nah, di TNCA, per 31 Oktober 2021, melalui PT Akulaku Silvrr Indonesia, Akulaku menggenggam 31,62% perusahaan. Sebagai informasi, selain di TNCA, Akulaku Silvrr tercatat menjadi pemegangan saham pengendali dengan menguasai 24,98% saham bank PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB),

Lebih lanjut, selain lewat Akulaku Silvrr, Akulaku juga masuk ke TNCA via perusahaan afiliasi Holyhead East Limited (dulu bernama Asetku Ecommerce Limited), yang merupakan pengembang aplikasi Asetku milik Akulaku.

Holyhead East Limited menguasai 27,49% saham TNCA. Selain kedua perusahaan tersebut, PT Belanja Hitungan Detik tercatat memiliki 23,16% saham TNCA.

Informasi mengenai perusahaan ini sangat minim di internet. Namun, apabila mengacu pada pemberitaan media massa dan alamat perusahaan yang sama dengan Akulaku Silvrr, PT Belanja Hitungan Detik ini tampaknya merupakan perusahaan afiliasi Akulaku.

Dengan demikian, Akulaku, melalui ketiga perusahaan tersebut, menguasai 82,27% saham TNCA. Sementara, PT Asuransi Intra Asia memiliki 5% saham perusahaan.

Kendati menguasai mayoritas saham TNCA, saat ini Akulaku tidak menjadi pengendali perusahaan.

Menurut keterangan di laporan keuangan kuartal II 2021 TNCA–karena perusahaan belum menerbitkan laporan keuangan kuartal III 2021–PT Asuransi Intra Asia adalah entitas induk langsung perusahaan. Sementara, entitas induk utama TNCA adalah Kim Johanes Mulia, yang merupakan pemilik Asuransi Intra Asia.

Namun menariknya, Akulaku Silvrr sempat menjadi entitas induk TNCA ketika baru mengakuisisi saham perusahaan.

Berdasarkan laporan keuangan tahunan TNCA (per Desember) 2018, Akulaku Silvrr merupakan entitas induk langsung perusahaan, sedangkan entitas induk utama perusahaan adalah Rockcore Information Technology Ltd, yang didirikan dan berdomisili di Hongkong. Sebelumnya, pada laporan keuangan kuartal III 2018, nama Akulaku Silvrr belum termasuk dalam daftar pemegang saham TNCA.

Ini bertahan sampai laporan keuangan September 2020, karena mulai pada laporan keuangan tahunan (Desember) 2020 entitas induk langsung TNCA kembali ke Asuransi Intra Asia.

Kala itu, per 31 Desember 2018, Akulaku Silvvr menggenggam 31,62% saham TNCA, sedangkan sisanya dipegang oleh perusahaan Kim Johanes, termasuk Asuransi Intra Asia sebesar 11,86%.

Pemegang Saham Akulaku Finance Adalah Pemilik KUI
Dalam keterbukaan informasi TNCA dijelaskan, KUI adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha Aktivitas Konsultasi Manajemen Lainnya.

Saat ini, KUI memiliki kantor di 18 Office Park, Jalan TB Simatupang Kav. 18 Lantai 10 Unit A, Kel. Kebagusan, Kec. Pasar Minggu, Kota Adm. Jakarta Selatan, Prov. DKI Jakarta.

Adapun komposisi pemegang KUI adalah Streetcorner Ecommerce Limited sebagai pemilik 284.340 saham dengan nilai nominal sebesar Rp284.340.000.000 (Rp 284,34 miliar) atau 99,979% saham dalam KUI.

Menurut website Akulaku dan Akulaku Finance, Streetcorner Ecommerce Limited adalah salah satu pemegang saham PT Akulaku Finance Indonesia, bersama dengan PT Klik Digital Indonesia.

Sementara Akulaku Finance merupakan perusahaan yang bergerak di sektor multifinance dari ekosistem Grup Akulaku. Selain Akulaku Finance, Grup Akulaku sendiri terdiri dari PT Akulaku Silvrr Indonesia (yang berfokus di bisnis e-commerce) dan PT Pintar Inovasi Digital alias Asetku (berfokus di P2P Lending).

Kembali ke KUI, selain Streetcorner, satu pemegang saham lainnya adalah Ali Imron yang memiliki 60 saham dengan nilai nominal Rp 60 juta atau 0,021% saham. Namun sayangnya, tidak ditemukan informasi lebih lanjut di internet mengenai Ali Imron dan kaitannya baik dengan KUI, Streetcorner, maupun Akulaku.

Ditopang Alibaba, Akulaku Kuasai Mayoritas Saham TNCA

Sebenarnya, Akulaku sudah memiliki porsi saham TNCA sebelumnya. Sebelum itu, mari kita bahas kaitan antara Akulaku dan raksasa e-commerce China Alibaba besutan Jack Ma.

Asal tahu saja, Alibaba juga masuk ke platform finansial konsumen atau financial technology (fintech) Akulaku lewat Ant Group.

Menurut data Crunchbase, Akulaku telah meraup pendanaan US$ 218 juta dalam 8 putaran, setara Rp 3,12 triliun.

Terakhir, Akulaku mendapatkan US$ 100 juta atau setara Rp 1,43 triliun pada 10 Januari 2019 di mana pada putaran tersebut Ant Group ikut terlibat.

Saat ini, selain Ant Group dan IDG Capital, Akulaku disokong oleh Sequoia Capital India, dan 10 investor lainnya.

Nah, di TNCA, per 31 Oktober 2021, melalui PT Akulaku Silvrr Indonesia, Akulaku menggenggam 31,62% perusahaan. Sebagai informasi, selain di TNCA, Akulaku Silvrr tercatat menjadi pemegangan saham pengendali dengan menguasai 24,98% saham bank PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB),

Lebih lanjut, selain lewat Akulaku Silvrr, Akulaku juga masuk ke TNCA via perusahaan afiliasi Holyhead East Limited (dulu bernama Asetku Ecommerce Limited), yang merupakan pengembang aplikasi Asetku milik Akulaku.

Holyhead East Limited menguasai 27,49% saham TNCA. Selain kedua perusahaan tersebut, PT Belanja Hitungan Detik tercatat memiliki 23,16% saham TNCA.

Informasi mengenai perusahaan ini sangat minim di internet. Namun, apabila mengacu pada pemberitaan media massa dan alamat perusahaan yang sama dengan Akulaku Silvrr, PT Belanja Hitungan Detik ini tampaknya merupakan perusahaan afiliasi Akulaku.

Dengan demikian, Akulaku, melalui ketiga perusahaan tersebut, menguasai 82,27% saham TNCA. Sementara, PT Asuransi Intra Asia memiliki 5% saham perusahaan.

Kendati menguasai mayoritas saham TNCA, saat ini Akulaku tidak menjadi pengendali perusahaan.

Menurut keterangan di laporan keuangan kuartal II 2021 TNCA–karena perusahaan belum menerbitkan laporan keuangan kuartal III 2021–PT Asuransi Intra Asia adalah entitas induk langsung perusahaan. Sementara, entitas induk utama TNCA adalah Kim Johanes Mulia, yang merupakan pemilik Asuransi Intra Asia.

Namun menariknya, Akulaku Silvrr sempat menjadi entitas induk TNCA ketika baru mengakuisisi saham perusahaan.

Berdasarkan laporan keuangan tahunan TNCA (per Desember) 2018, Akulaku Silvrr merupakan entitas induk langsung perusahaan, sedangkan entitas induk utama perusahaan adalah Rockcore Information Technology Ltd, yang didirikan dan berdomisili di Hongkong. Sebelumnya, pada laporan keuangan kuartal III 2018, nama Akulaku Silvrr belum termasuk dalam daftar pemegang saham TNCA.

Ini bertahan sampai laporan keuangan September 2020, karena mulai pada laporan keuangan tahunan (Desember) 2020 entitas induk langsung TNCA kembali ke Asuransi Intra Asia.

Kala itu, per 31 Desember 2018, Akulaku Silvvr menggenggam 31,62% saham TNCA, sedangkan sisanya dipegang oleh perusahaan Kim Johanes, termasuk Asuransi Intra Asia sebesar 11,86%. – PT Kontak Perkasa

Sumber : cnbcindonesia.com

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑

Design a site like this with WordPress.com
Get started